Puasa
Tata Cara Memperingati Malam Nisfu Sya’ban
Pada bulan Sya’ban, kita sebagai umat muslim tentu akan melewati sebuah malam spesial bernama malam Nisfu Syaban. Pada malam Nisfu Syaban inilah umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah demi menambah pahala dan keberkahanNya.

Tata Cara Memperingati Malam Nisfu Sya’ban

Doa Malam Nisfu Sya’ban dalam bahasa latin atau Indonesia
Arti terjemahan doa Nisfu Sya’ban
Gak mau lihat dibawah ini juga kah?
Puasa
Bacaan Doa Niat Puasa Ramadhan 1439 H / 2018 M

Pada bulan Ramadhan umat Islam diperintahkan puasa selama sebulan penuh dengan menahan lapar dan haus sejak sebelum terbit sang fajar hingga terbenamnya sang matahari. Sebelum kita melakukan puasa haruslah menyadari untuk niat melakukan ibadah puasa hanya semata-mata karena Allah.
Hal terpenting dalam niat puasa Ramadhan adalah niat itu sendiri, niat tersebut tercetus pada malam hari sebelum tiba waktu subuh. Ini yang membedakannya dengan puasa sunnah pada umumnya seperti Puasa Rajab dan Puasa Sya’ban pada bulan lalu. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang belum berniat puasa di malam hari (sebelum subuh) maka puasanya batal” (HR. An Nasa’i)

Lantas bagaimana lafadz penulisan dan cara membaca niat puasa Ramadhan yang benar? Kapan sebaiknya membaca niat puasa? Apa arti dan penjelasan tentang bacaan niat puasa Ramadhan? Berangkat dari sana tim Batu Media akan memberikan info tentang bacaan doa niat puasa yang biasanya di ucapkan bersama-sama setelah menjalankan ibadah sholat Tarawih dan Witir.
Do’a Niat Puasa
“Nawaitu sauma ghadin an’adai fardi syahri ramadhana hadzihisanati lillahita’ala”
Artinya: “Sengaja aku berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu puasa pada bulan Ramadhan bagi tahun ini karena Allah Taala”
Niat adalah syarat sahnya amal, Ibnu Hajar Al ‘Asqalaaniy berkata, “Para fuqaha (ahli fiqh) berselisih apakah niat itu rukun (masuk ke dalam suatu perbuatan) ataukah hanya syarat (di luar suatu perbuatan)? Yang kuat adalah bahwa menghadirkan niat di awal suatu perbuatan adalah rukun, sedangkan istsh-hab hukum/menggandengkan dengan suatu perbuatan (tidak berniat yang lain atau memutuskannya) adalah syarat.”
Hukum berniat untuk berpuasa adalah wajib, dengan kata lain tidak sah puasa wajib ataupun puasa sunnah kecuali jikalau berniat. Niat merupakan hal awal yang jadi penentu bagi apa yang kita kerjakan.
Semoga kita semua selalu diberi keberkahaan, kekuatan dan keimanan untuk tetap bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1439 H ini dengan lancar mulai dari awal hingga akhir menjelang lebaran hari raya Idul Fitri. Amminn, Happy Ramadhan!
Puasa
Bacaan Niat Puasa Tasu’a dan Asyura, Arab dan Indonesia
Puasa Tasu’a dan Puasa Asyuro – Jika berbicara mengenai puasa sunnah, kita tentu mengenal banyak sekali macam-macam puasa sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW seperti puasa rajab, puasa Idul Adha atau yang lebih dikenal dengan puasa tarwiyah dan arafah, puasa sya’ban, puasa senin kamis dan masih banyak lagi lainnya.
Nah tanggal 9 Muharram dan 10 Muharram atau lebih tepatnya jatuh pada tanggal 29-30 September 2017 adalah salah satu hari paling penting bagi umat muslim diseluruh dunia. Disini kita akan menjalankan salah satu anjuran untuk melaksanakan puasa sunnah hari Tasu’a dan Asyura (Asyuro).
Lantas, bagaimana sih bacaan niat puasa tasu’a dan doa niat melaksanakan puasa asyura? Apa pengertian, keutamaan dan hukum melaksanakan puasa asyura di bulan Muharram tahun 2017 ini? Adakah tips agar tetap sehat dan kuat dalam menjalankan ibadah puasa? Semua akan diulas Batumedia.com disini.

Adapun tata cara pelaksanaan puasa tasu’a dan puasa asyuro ini mirip dengan puasa yang lainnya seperti puasa ramadhan maupun puasa-puasa sunnah lainnya. Hanya yang membedakan adalah pada niatnya saja. Mau tahu bagaimana bacaan lafadz niat puasa Muharram berbahasa Indonesia dan bahasa Arab? yuk kita simak dibawah ini:
Niat Puasa Tasu’a (9 Muharram)
Niat Puasa Asyura (10 Muharram)
Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullahu Ta’ala, yaitu hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Puasa yang paling afdhol (utama) setelah puasa Ramadhan, adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram. Dan shalat yang paling afdhol setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
Keutamaan puasa Tasu’a dan ‘Asyura
Kejadian-kejadian besar ketika 10 Muharram
Puasa
Khutbah: Ini Makna dan Hikmah Idul Adha 2016
Sebenarnya, apa sih pengertian Idul Adha? Idul Adha merupakan salah satu hari raya umat muslim di mana mereka yang sudah berkecukupan dianjurkan untuk berkurban. Hewan yang dikurbankan ini ditujukan kepada orang-orang yang membutuhkan seperti fakir, miskin, dan yatim piatu.
Tuntunan berkurban ini bermula dari ajaran Nabi Ibrahim yang gemar menyumbangkan banyak hewan ternaknya untuk dikurbankan. Nabi Ibrahim biasanya menyumbangkan seribu ekor binatang, tiga ratus ekor sapi, dan seratus ekor unta.
Pada saat Nabi Ibrahim berkurban, masyarakat disekitarnya merasa kagum dan berkata: ‘Wah Ibrahim hebat!’. Lalu, Nabi Ibrahim pun menjawab dengan mengatakan ‘Hewan ternak ini biasa saja, seandainya aku dikaruniai putra, ia akan aku kurbankan.’

Atas kehendak Allah SWT maka Nabi Ibrahim dikaruniai seorang putra yang bernama Ismail. Nabi Ibrahim pun sangat senang sehingga ia jadi lalai akan janji yang pernah diucapkannya. Allah SWT pun menegurnya melalui mimpi berulang kali.
Nabi Ibrahim pun menyampaikan mimpi tersebut kepada Ismail. Jiwa ketaatan Ismail pun diuji kepada Allah SWT pun diuji. Ia akhirnya bersedia untuk disembelih bapak kandungnya sendiri.
Allah pun tak akan membiarkan umatnya yang taat kepada agama mati begitu saja. Pada saat Nabi Ibrahim menghunus leher Ismail, Allah SWT menggantinya dengan kambing gibas. Gibas tersebut disembelih dan Ismail selamat dari proses penyembelihan tersebut.
Hari Raya Idul Adha ini disebut juga dengan lebaran haji. Sebab, pada bulan inilah umat muslim yang sudah mampu juga bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah. Oleh karena itu, bulan dzulhijah ini tergolong bulan istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia.
Lantas, apa hikmah untuk orang yang berkurban? Yuk, baca uraian tentang makna dan hikmah Idul Adha apabila kita berkurban berikut ini:
Advertisement
Menjaga Fitrah Tetap Suci
Salah satu hikmah berkurban yaitu mampu menjaga fitrah tetap suci. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. ‘Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan’ QS. Asy Syam (91):8.
Hal ini dapat berarti bahwa seseorang tidak akan pernah sampai kepada ketaqwaan dan tidak akan memeroleh keimanan yang sejati apabila kecintaannya kepada dunia mengalahkan kecintaannya kepada Allah SWT. dan Rasulnya.
Menguji Tingkat Ketaqwaan
Allah SWT berfiman: ‘……..adapun orang yang beriman, maka ia akan sangat cinta kepada Allah…’QS Albaqarah (2):165. Pada dasarnya, berkurban merupakan salah satu cara umat muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Memotivasi Diri untuk Memiliki Harta dengan Bekerja Keras
Sesuai hadist Nabi Muhammad SAW. bahwa Rosul sangat mengecam umatnya yang telah berkecukupan tetapi tidak mau memberikan hewan kurban.
Hal ini sesuai dengan sabdannya : ‘Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat sholat kami.’ (HR. Ahmad dan Ibn Majah).
Berjiwa Sosial untuk Berbagi dengan Sesama
Berkurban mengajarkan kepada umat muslim untuk meningkatkan rasa kemanusiaan kepada sesama manusia. Berkurban juga melatihkan agar peduli dengan kondisi sesama yang membutuhkan uluran tangan kasih sayang.
Nah, itulah makna dan hikmah Idul Adha 2016. Semoga Anda yang saat ini telah membeli hewan sesuai syarat hewan kurban bisa menerima segala kebaikan. Sebab, pahala berkurban yaitu dalam setiap bulu hewan kurban mengandung satu kebaikan. Selamat Hari Raya Idul Adha!