Berita Gempa Bumi – Kenapa di Indonesia sering terjadi gempa? Apa pengertian dan penyebab gempa bumi tektonik? Apakah semua gempa dapat berpotensi menjadi tsunami? Dimanakah gempa bumi terbesar yang pernah terjadi di Indonesia? Bagaimana cara mendapatkan info gempa bumi terkini yang selalu update setiap waktu?
Sejumlah pertanyaan diatas akan diulas secara gamblang oleh Batu Media disini. Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Di Indonesia terdapat salah satu badan nasional yang fokus pada pemberian info seputar cuaca dan potensi gempa bernama BMKG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Dari BMKG-lah kita bisa mendapatkan informasi terbaru tentang gempa bumi sehingga bisa meminimalkan potensi kerugian akibat bencana alam ini.
BMKG memberikan info secara update melalui situs resminya di http://bmkg.go.id termasuk memberikan informasi apakah gempa bumi berpotensi tsunami atau tidak. Selain itu Poztmo.com, blog personal milik mas Dudi Jaya juga selalu memberikan info terupdate gempat terkini secara realtime,. Nah bagi Anda yang ingin mendapatkan info gempa terbaru dapat melihat dibawah ini, seperti yang bersumber dari Poztmo.com
Advertisement
Gempa Bumi Terkini
Mengapa bisa terjadi gempa bumi?
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain.
Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Itulah sebabnya kenapa di Indonesia seringkali terjadi bencana gempa bumi, bahkan dapat dikatakan bahwa setiap hari selalu terjadi gempa bumi, namun dengan skala kecil dan tidak berpotensi tsunami karena lokasi pusat gempa berada jauh dikedalaman laut.
Tumbukan Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia mempengaruhi Indonesia bagian barat (lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara), sedangkan pada Indonesia bagian timur (utara Irian dan Maluku utara), dua lempeng tektonik ini ditubruk lagi oleh Lempeng Samudra Pasifik dari arah timur.
Adanya jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempa bumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempa bumi dan tsunami.
Setelah gempa bumi di Aceh yang disusul dengan adanya gelombang tsunami yang cukup besar hingga menewaskan setidaknya 150.000 orang di akhir 2004, pada 2005 Pulau Nias dan sekitarnya juga dilanda gempa dengan korban 1.000 orang.
Akhir Mei 2006, giliran Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah diporakporandakan gempa bumi, korban meningggal mencapai 5.000 orang lebih. Pada tahun 2009 gempa di Padang begitu mengagetkan kita semua.
Penyebab lain bencana gempa bumi di Indonesia
Selain adanya tumbukan lempeng yang sering mengakibatkan gempa, Indonesia yang terletak dalam jalur ring of fire kawasan Pasifik yang merupakan zona teraktif dengan deretan gunung vulkanis aktif di dunia juga menjadi salah satu penyebab kenapa bencana gempa bumi sering terjadi di tanah air.
Cincin api Pasifik atau lingkaran api Pasifik itu merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 kilometer dan sering pula disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Diketahui sekitar 90 persen gempa bumi yang terjadi di dunia, sebanyak 81 persen di antaranya yang terbesar terjadi di sepanjang cincin api Pasifik. Daerah gempa berikutnya (5-6 persen dari seluruh gempa dan 17 persen dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania, hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.
Fakta itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu rangkaian daratan rawan bencana, mulai dari gempa bumi hingga letusan gunung berapi. Tapi di sisi lain, dampak positifnya menjadikan Indonesia sebagai daratan tersubur.
Dimanakah daerah paling rawan terkena gempa di Indonesia?
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, mencatat, setidaknya ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami.
Daerah-daerah itu di antaranya NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT. Daerah lain di antaranya Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua, serta Balikpapan Kaltim.