Harga BBM Terbaru – Naik turunnya harga bahan bakar minyak atau biasa kita kenal dengan BBM sepertinya menjadi tren baru pada beberapa bulan terakhir ini. Seperti yang kita tahu, sudah lama pemerintah mensubsidi bahan bakar minyak untuk seluruh masyarakat Indonesia, beberapa jenis BBM yang disubsidi diantaranya adalah Solar dan Minyak Tanah.
Sebelum adanya Peraturan Presiden No.191 Tahun 2014 (31-12-2014), pemerintah juga turut serta mensubsidi Premium. Pada 17 November 2014, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM. Premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500, sedangkan Solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.
Pada 1 Januari 2015, Presiden Joko Widodo resmi menghapus subsidi BBM untuk jenis Premium, dan untuk bahan bakar solar ditetapkan subsidi tetap sebesar Rp 1.000. Harga BBM Premium dan Solar akan diumumkan oleh pemerintah setiap awal bulan.
Pada bulan Februari 2016, harga bbm masih stabil mengikuti perkembangan harga minyak dunia. Lantas berapakah harga bbm bersubsidi dan non subsidi pada hari ini? silahkan lihat tabel harga dibawah ini:
Harga BBM Per 1 Maret 2016
Jenis BBM
|
Harga Lama
|
Harga Baru
|
Naik / Turun
|
---|---|---|---|
Minyak Tanah |
Rp2.500
|
Rp2.500
|
*belum update
|
Premium |
Rp7.250
|
Rp7.050
|
-200
|
Pertamax |
Rp8.150
|
Rp7.950
|
-200
|
Pertalite |
Rp7.700
|
Rp7.600
|
-100
|
Solar |
Rp5.850
|
Rp5.650
|
-200
|
Pertamax Plus |
Rp9.050
|
Rp8.850
|
-200
|
Pertamina Dex |
Rp9.000
|
Rp8.900
|
-100
|
Pada bulan Maret 2016 BBM bersubsidi type Minyak Tanah dan Solar tercatat berharga 2.500 rupiah dan 5.650 rupiah. Sedangkan untuk harga bbm non subsidi seperti Premium dan Pertamax tercatat masih stabil diangka 7.250 rupiah dan 8.150 untuk wilayah Kota Wisata Batu, Jawa Timur (catatan: harga bbm non subsidi terkadang sedikit berbeda pada beberapa daerah dengan selisih yang tidak terlalu tinggi)
Apa Itu Pertalite?
Pada hari Jumat tanggal 24 Juli 2015, Pertamina telah menyiapkan satu lagi jenis bahan bakar minyak bernama Pertalite. Pertalite adalah varian produk BBM dari PT Pertamina (Persero) tanpa campur tangan pemerintah.
Peluncuran Pertalite dipusatkan setelah sholat Jumat pada 24 Juli 2015 di SPBU Abdul Muis. Adapun tiga kota menjadi sasaran peluncuran produk tersebut yakni Jakarta, Bandung dan Surabaya. Pertamina menargetkan penjualan Pertalite mencapai 500 kiloliter (kl) per hari.
Pertalite muncul dengan kadar Research Octane Number (RON) 90 tersebut akan memberikan pilihan untuk masyarakat terhadap BBM yang dijual Pertamina. Sesuai dengan spesifikasi kendaraan yang dimiliki, orang bisa memilih apakah RON 88, RON 90 atau RON 92.
Salah satu alasan pemerintah mengeluarkan produk baru bernama Pertalite ini bertujuan untuk menggantikan Premium dalam jangka panjang. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, seperti dikutip dari Liputan6.com.
“Sasaran kita ke sana (menggantikan Premium) kalau kilang minyak sudah baik. Sekarang kan umur kilang kita sudah 30-40 tahun, makanya belum mampu mengeluarkan standar Euro,” ucap dia saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (23/7/2015).
Seperti diketahui, penerapan standar emisi Euro di Indonesia terkendala kualitas BBM. Dengan kilang minyak yang sudah uzur, kualitas BBM yang dihasilkan dari pengolahan minyak menjadi BBM atau pencampuran masih rendah. Contohnya saja produk Premium RON 88.
Kata Sofyan, dengan standar Euro, mesin-mesin kendaraan harus mampu mengikuti standar tersebut karena kualitas BBM yang semakin membaik. Semakin tinggi oktan BBM, maka bagus pula untuk pembakaran mesin dan baik bagi lingkungan.