Batumedia.com – Turnamen pemanasan jelang kompetisi Liga 1 kembali bergulir. Bertajuk Piala Presiden 2018, turnamen ini dihelat sejak 16 Januari hingga 17 Februari 2018. Sebanyak 20 tim yang dibagi menjadi 5 grup di 5 kota akan bersaing untuk meraih supremasi tertinggi di ajang ini.
foto: simamaung.com |
Tim promosi PSMS Medan masuk ke grup neraka. Ayam Kinantan -julukan PSMS- tergabung di Grup A bersama tuan rumah Persib, Sriwijaya FC dan PSM Makassar.
Anak asuh Djajang Nurdjaman tentu bukan favorit di grup ini. Selain merupakan tim promosi, materi pemain yang berisi kumpulan nama medioker membuat PSMS dipandang sebelah mata. Mereka diprediksi menjadi bulan-bulanan tiga tim lainnya.
Bagaimana tidak, Persib selaku tuan rumah, berisi nama-nama besar di persepakbolaan Indonesia. Walaupun mengakhiri Liga 1 musim 2017 di papan tengah, Persib tetap merupakan klub besar di persepakbolaan Indonesia. Hal ini yang menjadi magnet bagi Victor Igbonefo untuk ‘mudik’ ke Indonesia setelah merantau ke Negeri Gajah Thailand, menyusul bintang-bintang yang sebelumnya sudah ada di Persib macam Ahmad Jufriyanto, Michael Essien dan Atep.
Si Anak Hilang, Eka Ramdani yang dalam beberapa musim terakhir keliling Indonesia memperkuat beberapa tim seperti Semen Padang, Mitra Kukar dan Persela, kini juga mudik ke Bandung untuk kembali bermain di tim masa kecilnya ini.
Tim penuh bintang lainnya adalah Sriwijaya FC. Senasib dengan Persib di klasemen akhir Liga 1 musim kemarin, Sriwijaya berbenah jelang musim depan. Manajemen Sriwijaya jor-joran mendatangkan nama-nama besar ke Palembang.
Pelatih sarat pengalaman Rahmad Darmawan ditunjuk untuk menukangi Laskar Wong Kito -julukan Sriwijaya FC. Makan Konate, Adam Alis dan Esteban Vizcarra adalah nama-nama bintang baru di skuad SFC saat ini yang sangat familiar di telinga kita.
Namun tampaknya PSMS Medan tidak silau dengan nama besar. Dua bukti sahih telah diukir skuad PSMS di dua pertandingan grup A Piala Presiden. Kemenangan 2-1 atas PSM (16/1) sempat diragukan. Hal ini karena PSM memang sengaja mengirimkan skuad cadangan berisi pemain-pemain muda minim pengalaman di ajang ini. PSM lebih memilih menurunkan para pemain utamanya di Turnamen Super Cup Asia 2018 di Makassar.
Pada pertandingan kedua (21/1), Persib yang menjadi korban. Di hadapan hampir 20 ribu pasang mata di Gelora Bandung Lautan Api, PSMS berhasil memukul Persib dengan skor 2-0. Kemenangan yang tentu saja di luar perkiraan bursa taruhan seperti M88, pengamat dan penikmat sepakbola Indonesia.
Tanpa mengecilkan peran pemain lain, beberapa pemain senior yang dianggap sudah ‘habis’ ternyata bermain cukup baik di pertandingan ini. Muhamad Roby, Jajang Sukmara dan Amarzukih adalah deretan nama yang tidak punya banyak menit bermain di timnya masing-masing musim lalu.
M Roby hanya menjadi pelapis di Hansamu Yama di Barito Putra. Jajang Sukmara kalah bersaing dengan Tony Sucipto dan Henhen Herdiana di Persib. Amarzukih? Pemain serbabisa ini kalah moncer dibandingkan Rohit Chand di Persija.
Trio pemain belakang di atas plus pemain asing Reinaldo Lobo, ternyata mampu menjadi benteng yang kokoh bagi penjaga gawang Abdul Rohim yang juga bermain brilian dengan 4 penyelamatan berharga selama pertandingan tersebut.
Sangat mungkin, kebangkitan kembali mereka ini adalah pembuktian kepada klub mereka sebelumnya. Pengalaman, kecerdikan pelatih dan antusiasme serta determinasi anak muda seperti Frets Listanto Butuan membuat lawan PSMS selanjutnya (26/1), Sriwijaya FC pantang menggangap remeh Ayam Kinantan.
Ribak sude PSMS!